Sekjen Ajak Teladan Kemenag Jadi Agen Perubahan Sosial di Lingkungannya
By Admin
nusakini.com--Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam mengajak para Teladan Kementerian Agama sebagai agen-agen perubahan sosial di lingkungannya masing-masing. Sekjen menilai, pengalaman kehidupan para teladan bisa menjadi contoh tentang bagaimana merenda kehidupan yang sesungguhnya.
"Para teladan yang sudah membuktikan kapasitas dan kemampuannya untuk berhasil dalam kehidupannya tentu bisa menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya," demikian disampaikan Sekjen Kemenag Nur Syam saat ramah tamah dengan Teladan Kementerian Agama Tahun 2016 di Jakarta, Rabu (17/8) malam.
"Jangan jadikan piala sebagai monumen yang hanya di pajang di rak atau lemari kaca, akan tetapi agar piala itu menandai pengabdian kita kepada umat manusia di lingkungan kita. Saya yakin para teladan sudah melakukannya," ujar Sekjen yang didampingi Direktur Urusan Agama Islam, Mohammad Tambrindan Kepala Biro Umum sekaligus Pgs. Kepala Pusat Informasi dan Humas, Syafrizal.
Dikatakan Sekjen, tidak mudah menjadi teladan, setidaknya ada tiga hal yang sampaikan Sekjen, yaitu: Pertama, para teladan mengemban tugas kepanjangan tangan pemerintah dalam mengembangkan pemahaman dan pengamalan beragama, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama dan pelayan kehidupan beragama.
"Pemerintah (baca Kemenag) tentu harus memberikan sebagian kewenangannya kepada masyarakat untuk menjadi mitra strategis dalam kerangka melakukan pembinaan bagimasyarakat. Itulah sebabnya maka para teladan ini sesungguhnya adalah kepanjangan tangan pemerintah untuk melakukan hal di atas," terang Sekjen.
Menurutnya, kita semua tentu menginginkan pemahaman dan pengamalan beragama masyarakat kita makin meningkat, namun tetap berada di dalam koridor agama yang memberikan peluang tumbuhnya semangat rahmatanlilalamin.
"Dengan pemahaman beragama seperti ini, maka kerukunan umat beragama tentu akan bisa dijamin. Kita tentu menginginkan agar kerukunan umat beragama terus menerus menjadi format keberagamaan kita semua," imbuhnya.
Melalui pemahaman beragama yang berbasis toleransi dan semangat kerukunan, dikatakan Sekjen, maka yang akan dihasilkan adalah kehidupan yang bernafaskan kesatuan dan persatuan bangsa dan hal ini menjadi prasyarat bagi pembangunan nasional di Indonesia. Dalam pandangannya, tidak ada satu dalil pun yang membenarkan agama dijadikan sebagai alat untuk melakukan kekerasan.
Selain itu, terang Sekjen, yang tidak kalah penting adalah para teladan ini memberikan pelayanan kepada umat beragama. Bisa pelayanan ceramah agama, penyuluhan agama, pelayanan pendidikan agama dan pelayanan keagamaan lainnya yang menandai bahwa teladan itu bukan hanya dari sisi internal kehebatannya akan tetapi juga dari sisi eksternalnya.
"Para teladan harus menjadi sinar yang menyinari kegelapan umat untuk menjadi berkemilau cahaya kebaikan," ucap Sekjen.
Kedua, peran ketahanan keluarga juga menjadi tugas penting di kalangan para teladan ini. Di tengah perkembangan teknologi informasi ini, maka ketahanan keluarga sering kali menjadi persoalan. Para keluarga lebih banyak waktunya untuk berkomunikasi justru dengan kawan atau sahabat nun jauh di sana. Makanya, terkadang menjadi rentan masalah.
Dewasa ini, ujar Sekjen, perceraian juga menjadi problem penting. Dari data yang diperoleh, setahun terjadi sebanyak dua juta peristiwa pernikahan dan 10 persen di antaranya bercerai. Jadi angkanya cukup besar 200 ribu orang yang bercerai. Hal ini, menurut Sekjen, penyebabnya kebanyakan adalah karena faktor ekonomi. Dan yang juga menarik bahwa fakta cerai gugat juga meningkat.
"Dengan demikian, tugas penting para teladan ini adalah bagaimana memberikan penyuluhan dan penerangan agama melalui berbagai momen, misalnya kursus calon pengantin agar terus membina keluarganya," tutur Sekjen yang juga guru besar UIN Surabaya ini.
Dalam kesempatan ramah tamah dengan Teladan Kemenag, Nur Syam menekankan pentingnya integritas di kalangan para pejabat KUA. Menurutnya, masih ditengarai banyaknya kasus penyalahgunaan wewenang di kalangan pejabat KUA. Berdasarkan hasil investigasi Inspektorat Jenderal Kemenag bahwa masih banyak terjadi peristiwa nikah di rumah yang dilaporkan di kantor KUA. Makanya, penerimaan PNBP dari sektor NR juga belum menunjukkan grafik yang relevan dengan pagu definitif anggaran Kemenag.
"Makanya, saya berharap agar para teladan juga memberikan penjelasan kepada pejabat KUA lainnya agar terus menjaga marwah Kemenag agar menjadi instansi pemerintah yang bersih dan melayani," ucap Sekjen.
Sementara itu, Pgs. Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag Syafrizal menerangkan bahwa, para Teladan Kemenag ikut hadir dalam Pidato Kenegaraan Presiden di gedungMPRRI 16 Agustus 2016, mengikuti upacara peringatan Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2016 di Istana Negara, dan hari ini Kamis, 18 Agustus 2016 diterima Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla di Istana Negara.
Para Teladan Kemenag tersebut yaitu, KUA Teladan, Keluarga Sakinah Teladan, Ustadz Perintis TPQ di Pelosok Perbatasan Papua, Tokoh Kiyai Muda Penggerak Tahfidzul Quran, Pengembang Kemandirian Ekonomi Pesantren, Pengembang Metodologi Tahfidz Quran 6 Bulan, Kepala Madrasah Berprestasi, Pengawas berprestasi, dan Penyuluh Agama Hindu Teladan.(p/ab)